Pengalaman Liburan
Hari semakin dekat dan seakan-akan semuanya akan berakhir. Barang sudah
dikemas, jadwal sudahlah pasti, teman sudahlah berdiri menunggu di atas terik
sinar matahari. Liburan tiba saat buku ini kututup dan pena pun akan kusimpan
dan semuanya bergegas menantikan waktu, jam, menit, dan detik keberangkatan
libur panjang bulan Ramadhan.
Beberapa pemikiran saat orang-orang liburan adalah Refreshing atau
menenangkan diri dengan mendengar suara ombak pantai, melihat pemandangan alam,
berkunjung ketaman kota, melihat bangunan modern, berbelanja, ataupun hanya
sekedar menikmati jalan raya dengan roda dua ataupun roda empat. Semuanya
bertujuan untuk mengembalikan gairah hidup setelah menikmati banyak kepenatan
dalam kegiatan sehari-harinya, contohnya Bekerja, Kuliah, Sekolah, atau mengisi
aktivitas yang bermanfaat yang terkadang pula mendatangkan kejenuhan
tersendiri.
Liburan ini adalah saat saya merasa harus berusaha dan bekerja. Salah satu
prinsip yang saya tekankan pada diri saya sendiri “Bekerja keras di usia muda,
Menikmati hidup di usia tua dengan segudang pengalaman hidup nan bermanfaat”
mungkin kalimat ini bagiku hanya kata-kata kosong belaka karena saya bukan
seorang puitisi yang begitu kreatif dan di akui keberadaanya. Aku adalah
seorang puitis, seorang puitisi hidup dengan segudang keringat.
Enterpreneurship, caturwulan II BogorEduCARE, berbagi dan mengkaji
penglaman sendiri yang menjadi kebiasaan sehari-hari bahkan melekat dalam
pikiran pribadi. Beberapa nama yang saya ketahui sekaligus menjadikan motivasi
bagi saya pribadi, yaitu BOB SADINO dengan karangan GOBLOKnya yang begitu
membuat emosi berjualan saya menjadi terpancing dan terpaksa harus aku
keluarkan. Saya tidak membaca buku beliau namun aku hanya mendengar dari teman
saya saat dia bercerita. Cara dia bercerita menggambarkan kesuksesan BOB
SADINO, lalu apa hubungannya dengan Pengalaman
Liburan?.
Untuk berbisnis kita harus menanamkan modal, bertemu dengan pelanggan,
memutarbalikan modal dan keuntungan dan banyak hal-hal yang dapat dikerjakan
didalamnya. Hal yang paling mahal dan sangat begitu berharga dalam menjalin
hubungan berbisnis adalah Kepercayaan. Prioritas utama saat membangun kerjasama, dan
inilah yang saya rasakan dan merasa senang sekaligus menanggung rasa tanggung jawab atas pekerjaan ini.
Saat pertama saya mendapatkan kepercayaan ini, saya mendapati rintangan
yang diberikan kepada saya, entah itu mengetes kejujuran, kerja keras, atau
mengetes emosi. Namun itulah yang saya rasakan, perasaan menyesal saat rekan
kerja mengkhianati perjanjian itu terasa berat dan menjadikan beban yang tidak
bisa saya hindari. Mungkin saat pertama rekan kerja saya memberikan harga dan
barang-barang yang memenuhi standar jual dan kulaitas. Akan tetapi rekan kerja
saya tidak selamanya konsisten dalam hubungan kerja ini, dan secara garis besar
memang dia adalah pemegang modal terbesar. Namun dikemudian hari saya memesan
barang tersebut denganmengirimkan lewat jalur pemesanan jasa. Sebelum
bertransaksi sudah terjalin perjanjian satu sama lain, dia percaya saya dan
saya pun memberikan kepercayaan terhadap partner bisnis saya… Bersambung
0 komentar:
Posting Komentar